Kepada kupu-kupu di dalam perut saya. Saya kangen merasakan kalian
lagi. Saya merasakannya bertahun-tahun yang lalu. Kupu-kupu yang begitu
banyak, sayap-sayapnya beregesekan pelan di antara usus dan dinding
perut saya.
Mereka
terbang pendek, terkadang berjinjit halus di sana. Lalu mulai
menari-nari pelan, padahal tidak ada lagu. Mereka hanya bergirang di
dalam perut saya, dan membuat saya juga ikut bahagia. Pipi memerah.
Senyum-senyum kecil sepanjang hari: jatuh cinta.
Sekarang saya begitu kangen.
Lalu
suatu hari saya pulang dan bilang kepada dewi hujan, bahwa saya ingin
merasakannya -- kupu-kupu itu lagi. Entah kenapa, dewi hujan tampak
mengerti perasaan saya. Ia mengirimkanmu. Kita bertemu.
Awalnya sama sekali saya tidak merasakan apa-apa. Di dalam hati saya berbisik pelan ah, tidak ada kupu-kupu lagi.. saya
mencoba mendengarkan ke dalam perut saya, siapa tahu saya bisa
mendengarkan suara-suara kecil mereka, atau kaki-kaki kecil itu.
Namun, tidak ada.
Saya
sedih, mungkinkah sudah selesai. Saya pulang ke rumah dengan perasaan
yang -- sedikit menyesal, karena ketika bersamamu: kupu-kupu itu tidak
datang lagi. Tapi apa mau dikata, mungkin ini waktunya untuk kupu-kupu
ini pulang, membangun rumah mereka di dalam perut yang lain.
Saya
tidur, memikirkanmu. Keesokan harinya ketika saya bangun pagi, ada yang
bergerak-gerak. Ada yang bergesek-gesek di perut saya. Ada yang mulai
melompat perlahan.
Ah, mereka masih di sana ternyata.
Iseng, saya berbisik pelan kepada mereka kemana kalian kemarin?
Kami tidur sayang, kami tidak ingin mengganggumu dengannya.
No comments:
Post a Comment